Senin, 09 April 2018

Mobil Mainan Idaman

"Bunda, uang simpananku sudah hampir penuh," kata Tian senang. Dia menunjukkan kaleng bekas biskuit lebaran kepada bunda.

Bunda mengangguk dan berkata, "besok kita buka tabungan ke Bank, ya?"

"Jangan, Bunda! Aku kan, menabung karena ingin membeli mainan yang ada di tivi," cegah Tian sambil memeluk kalengnya.

Melihat tingkah anaknya, bunda tertawa terbahak-bahak. Karena bunda tahu, kalau Tian ingin membeli mainan mobil-mobilan beserta jalannya. Harganya sangat mahal. Ayah dan Bunda tidak ingin mengikuti kemauan Tian. Tian harus mau menabung sendiri.

Beruntung, Tian memiliki banyak bude dan tante yang senantiasa memberikan uang saat bertamu ke rumahnya. Selain itu, dia juga rajin menyisihkan uang jajan dari bunda.

Kini setelah hampir setahun, kaleng tempat penyimpanan sudah hampir penuh dengan uang yang beraneka warna.
Jika dihitung, uang yang didapat hampir bisa untuk membeli mobil mainan yang diidamkan.

Dengan hati riang, Tian pergi ke sekolah. Tapi saat pelajaran kedua, bapak guru memberikan kabar duka. Rumah Raihan teman sebangkunya, kebakaran. Semua peralatan sekolah dan barang-barang keluarganya habis terbakar. Bapak guru meminta keikhlasan murid-murid untuk menyumbangkan barang atau uang, esok. Hati Tian tersentuh, dia ikut merasakan kesedihan teman sebangkunya.

Sesampainya di rumah, Tian langsung mengambil kaleng yang berisi uang simpanannya.
"Bunda, seandainya Tian tidak jadi membeli mainan ... apa Bunda, marah?"

"Hah? Kenapa Bunda harus marah, bukankah itu uang milik kamu?" Bunda menghampiri Tian, lalu duduk di sampingnya.

"Itu hak kamu, mau kamu pergunakan untuk apa. Ada masalah, kah?" tanya bunda.

"Tidak, Bund! Hanya saja, Tian ingin memberikan semua uang ini untuk Raihan. Tadi malam, rumahnya terbakar habis. Raihan tidak bisa bersekolah, karena tidak memiliki peralatan sekolah," jelas Tian.

Mata bunda berkaca-kaca, terharu.
"Tian, ikhlas? Beneran tidak apa-apa kalau tidak jadi membeli mainan yang sudah lama kamu impikan?" tanya bunda sambil mengusap rambut Tian.

"Insya Allah Tian ikhlas, Bunda. Tian kan bisa mengumpulkan kembali, lagi pula tahun ini sudah ada mainan yang lebih bagus lagi," jawabnya sambil tersenyum.

"Alhamdulillah, semoga anak bunda menjadi anak yang solih," kata bunda sambil memeluk Tian.

"Aamiin ...," ucap Tian, membalas pelukan bunda.

Tamat

#30DEM
#30daysemakmendongeng
#day9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar