Sabtu, 07 Desember 2019

Tips Anti Norak Makan di Cafe Meskipun Dompet Cekak

Akhir pekan di awal bulan, suami mengajak berjalan-jalan di sekitaran kawasan perumahan saja. Alasannya, lepas isya' baru berangkat, takut pulangnya nanti kemalaman. Apalagi ada si bungsu yang masih berusia lima tahun, kalau pulang terlalu larut takut ketiduran di mobil. Bobot badannya sudah tidak memungkinkan bagi kami, untuk menggendongnya. 

Kali ini, pilihan nongkrong akhir pekan adalah DT coffee and resto. Entah apa singkatan DT tersebut, selama ini tidak pernah bertanya pada pemiliknya. Tempatnya hanya beberapa meter saja dari kawasan perumahan kami dan suasanya asyik untuk didatangi bersama keluarga atau sendiri. Masalah harga pun standart tempat makan serupa di kawasan kota Mojokerto, masih terjangkau.

Saat datang ke sana, ternyata ada live music. Beruntung sekali, karena biasanya datang ke sini hanya saat sore saja. Sehingga belum sekali pun menikmati sajian musik yang merupakan nilai plus di sini. 

Tempat makan ini berkonsep outdoor dan indoor yang nyaman sekali untuk sekadar nongkrong atau bahkan dengan makan malam. Apalagi bagi anak milenia yang gemar berfoto dan mempostingnya di media sosial untuk eksis, interiornya sangat mendukung. 

Tempat outdoor hampir penuh dengan para muda yang datang beramai-ramai untuk ngopi bareng serta menikmati sajian musik dari para musisi lokal. Kami memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan. Selain menghindarkan anak-anak untuk mendengar celoteh nakal pengunjung yang terdengar sesekali di sana, juga ruangan ini memiliki pendingin ruangan sehingga lebih nyaman dan bebas asap rokok pastinya. 

Setelah memesan dan menunggu makanan datang, kami pun mulai mengobrol ringan. Sesekali melibatkan anak-anak yang mulai sibuk dengan ponsel pintar masing-masing, karena tempat makan ini sambungan internetnya cukup bagus. Gratis pula untuk pengunjung yang ingin bersantai, minum kopi sambil berselancar di dunia maya. 

Tidak lama kemudian, kenyamanan kami terganggu dengan dua gadis muda berpenampilan ala Korea. Mereka memesan makanan langsung di depan kasir, dan seolah-olah hanya dia yang sering bertandang ke sana. Memilih menu ini itu (seharusnya mereka bisa menulis pesanan pada secarik kertas yang disediakan sambil duduk di meja) sambil tertawa keras-keras setelah mencandai para pelayan yang kebetulan semuanya laki-laki. Sangat tidak sopan dan kurang menghargai pengunjung lain. 

Namun bukan itu yang menggelitik untuk ditulis, meskipun sangat penting menjaga sikap agar tidak terkesan kurang sopan santun seperti itu. Mereka menggoda mas-mas yang menjaga kasir dan barista, hanya demi mendapatkan harga khusus. Subhanallah. 

Kurang lebih, beginilah petikan obrolan mereka:
"Mas, pesanan cap jayku jangan pedas ya. Oh, ya. Aku kan dah sering ke sini toh, Mas. Bawa teman-teman dan merekomendasikan tempat ini, mbok dikasih diskon gitu."

Lama mereka merayu, hanya mendapat senyuman. Namun, akhirnya dikabulkan sang barista yang aku perkirakan adalah owner dari cafe tersebut. 

"Baiklah, Mbak. Saya kasih potongan 10%, ya."

"Total pesananku berapa?" tanya salah satu dari dua gadis modis itu. Modis penapilannya ya, bukan modis yang artinya Modal Diskonan. Hihihi

"Total pesanannya seratus ribu sekian ...," jawab si mas kasir. 

Duh, Mbak. Sudah mempermalukan diri seperti itu, hanya dapat potongan sepuluh ribu? batinku, sih. Hehehe

Penampilan oke, tempat nongkrongnya pun keren, tetapi tidak berbanding lurus dengan mentalnya. Seharusnya, tidak perlu bersuara keras, hingga kami sekeluarga jadi mendengar pesanan mereka yang hanya cap jay untuk dimakan beramai-ramai. Bahkan, masih ditambah merajuk merayu minta diskonan. Norak.

Penting, menjaga penampilan serta perilaku di mana pun kita berada. Pandai menempatkan diri dan menghargai diri sendiri akan membuat orang lain pun, akan menghargai dirimu. Apalagi ditunjang dengan dandanan yang ala-ala seperti itu.
Ada tips buat mereka yang ingin bergaya walau dompet kurang daya. 

Tips Anti Norak di Cafe Meskipun Dompet Cekak:

1. Jangan terlalu banyak bicara, atau ngobrol dengan temanmu tanpa bersuara keras seolah orang lain adalah patung. Bicara sewajarnya, kecuali tempat dudukmu berada di outdoor yang membuat suaramu tertelan berisiknya musik. Cafe adalah tempat umum, di mana mereka yang datang ingin mendapat ketenangan dengan secangkir kopi di tangan. 

2. Jika datang beramai-ramai dan ingin seru-seruan bersama teman, pastikan uang kalian cukup. Survey dulu tempat dan harga makanan di Cafe tersebut, agar tidak harus merendahkan diri minta potongan harga saat di depan kasir. Kalau perlu, patungan dulu sebelum berangkat. 

3. Tidak usah memaksakan diri mendatangi Cafe, jika isi dompet sekarat. Berkumpul dengan teman-teman di warung kopi pinggir jalan, tetap sama serunya tanpa memaksakan diri. 

4. Isi dulu dompet dengan usaha, agar dompet lebih sehat tidak lagi sekarat. Uang diskonan sepuluh ribu, dengan modal merendahkan diri tidaklah sebanding dengan kesan norak yang akhirnya tertempel di jidat. Lebih baik uang sepuluh ribu didaftarkan kartu diskon ke HNI HPAI. 

Perusahaan milik muslim yang telah banyak membantu mereka yang serius ingin menjadi pengusaha sukses. Caranya mudah, daftarnya murah, barang yang dijual berkualitas dan pasti dibutuhkan setiap orang. 

Menjadi pengusaha di HNI HPAI, tidak harus menunggu lulus kuliah. Bisa dijalankan siapa saja serta kapan saja tanpa perlu mendirikan perusahaan sendiri, dengan gaji yang dapat dihitung sendiri perbulannya. Mendapat pendampingan serta diajarkan cara berbisnis untuk meraih sukses. 

Dengan bergabung di HNI HPAI, ngopi tidak perlu lagi memikirkan dompet yang cekak, apalagi bertingkah norak. Bahkan menraktir teman atau infaq sodaqoh ke orang lain pun tidak perlu banyak mikir. 

                foto: dokumen pribadi