Rabu, 19 April 2017

Membakar Rindu

Tepat sepuluh tahun yang lalu, kau meninggalkanku. Mencampakkan lebih tepatnya. Semua bermula dari pertemuanmu dengan mantan pacarmu.
Semua hal yang kita rencanakan, kau lupakan begitu saja. Apalagi janji manismu untuk menghadap orangtuaku setelah kita lulus.
Kau memberi harapan terlalu tinggi.
Ingin mengikatku dengan pertunangan, menikahiku saat kau selesai kuliah dan bekerja.
Sekarang baru aku sadar. Jika aku bodoh.

Jalan yang sama kulalui saat aku datang kembali di Kota ini. Gedung sekolah SMA tempat kita bertemu tidak berubah banyak. Setiap tahun, aku harus melewatinya. Tempat yang kubenci sekaligus kurindui
Di sini, kau pertama kali membuatku tahu arti cinta sekaligus patah hati. Ternyata perihnya tak pernah bisa hilang bersama bergulirnya waktu.

Setiap melihat gedung ini, perih itu semakin meraja. Rinduku padamu menyiksa sekali. Cintaku kau khianati tanpa ada alasan yang pasti. Tak kusadari, aku menangis sejadi-jadinya. Semakin rindu semakin benci ini menggila. Aku harus mengakhiri kegilaan ini.

Aku harus membakar rindu yang menyiksaku, bersama dengan semua kenangan tentangmu.
Yah...Aku harus!
Kubulatkan tekadku. Akan kubakar wahai rindu! Enyah kau selamanya!
Ha ... ha ... ha ....

####

"Dasar biadab! Gila! Tega kau melukai anak-anak!"
Hantaman benda-benda keras dilemparkan ke tubuhku, bogem mentah, juga beragam caci maki dilontarkan mulut-mulut penuh kebencian kepadaku.
Tiba-tiba banyak sekali orang menyerang.
Aku meronta kesakitan dan berteriak-teriak. Sungguh aku tidak tahu apa maksud mereka.
" Lepaskan akuuu! Aku tidak gila, aku tidak salah! Mengapa kalian memukulku!"

Aku hanya ingin membakar rindu. Kenapa aku dianggap gila, keji, dan biadab. Beberapa orang berpakaian putih-putih kini menangkapku, mengikatku dengan sebuah baju.

"Aku tidak gila! Lepaskan!!!"

Semakin meronta, semakin kuat cengkeraman mereka. Lalu sesuatu ditusukkan ditubuhku.
Sebelum semuanya gelap, aku mendengar suaramu, "Istighfar say, aku di sini menemanimu!"
Lalu semua terasa sunyi ....
Sepi ....
Damai ....

#####

"Adakah saksi mata yang melihat pelaku membakar gedung sekolah, ini?" Tanya seorang polisi di antara kerumunan massa.
Dan banyak lagi polisi di TKP mencoba mengumpulkan bukti-bukti.
Sementara mobil-mobil pemadam kebakaran dan ambulan berdatangan. Mencoba memadamkan api yang berkobar dari sebuah gedung sekolah menengah dan mengevakuasi korban-korban kebakaran.

====TAMAT====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar