Senin, 08 Mei 2017

Dongeng: Pangeran Kodok

Pada suatu hari. Di sebuah kerajaan yang megah. Terdapatlah seorang putri raja yang manja. Apa pun keinginannya, harus dituruti. Jika tidak, ia akan mogok makan, mogok mandi, tapi tidak mogok makan, karena ia tidak mau kelaparan. Apalagi kalau digoda aneka masakan berbahan dasar jengkol, mana tahan dia.

Putri jenuh bermain di Istana. Dia memutuskan untuk pergi ke taman istana yang luas. Taman itu indah sekali, aneka macam bunga ditanam di sana. Di tengah taman terdapat kolam yang hampir menyerupai danau buatan, karena cukup luas dan agak dalam. Di sekitarnya ada beberapa pohon besar  rindang yang rantingnya menjuntai di atas kolam.

Putri memutuskan untuk duduk di bawah salah satu pohon yang terdapat tempat duduknya, karena tidak semua pohon dipasang tempat duduk yang terbuat dari semen dibentuk bulat, menyerupai potongan batang pohon.
Matanya kosong memandang lurus ke depan, melamun. Hidupnya serba mudah, tapi membosankan. Apa pun keinginannya selalu disediakan, tapi tidak pernah membuatnya puas. Ada sesuatu yang kosong di dalam hatinya. Kedua orangtuanya sibuk dengan kegiatan istana. Sedari kecil, ia diasuh oleh dayang-dayang istana. Berganti-ganti, karena tidak tahan dengan sikap manjanya. Ia berbuat begitu demi ingin diperhatikan oleh kedua Raja dan Ratu, namun semua usahanya tidak membuahkan hasil. Mereka lebih memilih mengikuti semua yang dia mau, daripada menunda pekerjaan sebentar saja. Acara makan mereka bertemu, tapi dilarang makan sambil bicara.

Ia memainkan bola emas yang selalu dibawanya. Tak pernah sekali pun ia berpisah dengan bola itu. Ukurannya yang hanya sebesar bola bekel membuatnya mudah untuk dibawa ke mana-mana.
Tanpa sadar, bola melambung terlalu tinggi lalu jatuh ke bawah memental beberapa kali sebelum masuk ke dalam kolam yang gelap.
Putri yang tidak berhasil menangkap bola kesayangannya, menangis di pinggir kolam.
Tak berapa lama, seekor kodok mendekat.
"Kamu kenapa menangis?" Ia bertanya.
"Bola emas kesayanganku jatuh ke kolam itu." Putri terisak sambil menunjuk ke dalam kolam.
"Aku bisa menolongmu, tapi ada syaratnya."
"Benarkah? Aku tidak peduli, apa pun syaratnya aku pasti penuhi." Mata Putri berbinar-binar, ia tidak berpikir panjang. Yang penting, bola kesayangannya kembali.
"Baik, kau tunggulah di sini."
Lalu kodok itu menyelam masuk ke dalam kolam.
Beberapa saat lamanya, putri sudah terlihat gelisah menunggunya.
Kodok melompat keluar dari kolam dengan membawa bola itu di mulutnya.
"Syukurlah." Putri mengambil bola dari mulut kodok lalu pergi kembali ke istana, tanpa mengucapkan terimakasih. Ia juga tak menghiraukan kodok yang melongo.

Malam harinya, saat makan malam berlangsung, kodok datang menuntut janji. Kedua orangtuanya mendengarkan dan marah pada anaknya. Karena wibawanya dipertaruhkan. Sebagai keluarga kerajaan, harus menepati janji-janji yang telah diucapkan.
Akhirnya dengan berat hati, putri bertanya pada sang kodok.
"Baiklah, apa maumu?"
"Aku mau makan dan minum dari piring dan gelasmu. Aku juga mau tidur di tempat tidurmu."
"Apa! Aku tidak sudi!" Putri berteriak marah.
"Janji adalah janji. Untuk itu, sebelum berjanji seharusnya kau berpikir dulu." Tegas sang raja.
Putri tidak kuasa, lalu dengan berat hati mengabulkan keinginan sang kodok.

Saat akan tidur di tempat tidurnya, sang kodok mengajukan permintaan terakhirnya.
"Sebelum tidur, aku mau kau menciumku terlebih dahulu."
Sang Putri naik pitam, diambilnya kodok kurang ajar itu. Dan melemparnya keras-keras ke tembok kamar.

SPLASH!

JDERRR!

Tiba-tiba ada asap tebal keluar dari tubuh kodok yang terlempar, lalu berubah menjadi pangeran yang tampan sekali.
Putri manja itu melongo, lalu disekitar tubuhnya ada asap berputar-putar seperti melilit tubuhnya. Sesaat kemudian, ia berubah jadi kodok.
"Oh, Putri yang sombong lagi manja. Seandainya kau mau mengabulkan keinginanku. Kau pasti kujadikan istriku. Tapi karena mengingkari janji, kini kaulah yang terkena kutukan."
"Tidaaakkk! Kembalikan wujudku. Kau pasti berbohong." Putri Kodok menangis dan panik.
Kedua orangtuanya tak kuasa menghadapi kenyataan. Mereka kompak mati mendadak, serangan jantung kata tabib istana.

Putri yang merasa malu, pergi keluar istana. Hilang ditelan kegelapan malam.
Pangeran hidup berbahagia, mendapatkan istana lengkap beserta isinya secara gratis.

### Tamat ###

*dongeng ini endingnya dibuat berbeda dari dongeng aslinya. Bisa dikatakan ini fiksi penggemar atau bukan, terserah anda bagaimana menilainya...hehehe

*Fiksi penggemar (lebih dikenal dengan sebutan Fanfiction, FF, atau Fanfic) merupakan suatu sebutan yang dikenal luar untuk karya-karya yang dibuat penggemar yang berhubungan dengan cerita tentang para tokoh (atau tokoh fiksi), atau latar yang dibuat oleh penggemar dari sebuah karya asli, alih-alih sang pembuat karya tersebut. Penulisan karya fiksi penggemar jarang diberi kuasa oleh pemilik karya asli, pembuat, atau penerbit; tulisan-tulisan itu juga hampir tidak pernah dipublikasikan secara profesional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar