Jumat, 13 Oktober 2017

Keluarga Baruku

Awalnya, aku mengikuti postingan beberapa teman yang kebetulan mampir di beranda fesbukku. Aku hanya bisa membatin, kok enak ya ada sekelompok penulis yang saling dukung untuk bisa terus menulis. Saling komen dan juga kritik. Sungguh teman yang aku butuhkan, karena selama ini, hobi menulis yang iseng aku tuangkan di status fesbuk dikomen bagus, cakep, dan keren. Padahal, feelingku mengatakan tulisanku biasa saja. Hahaha

Lalu, aku beranikan diri untuk mulai berinteraksi dengan mereka yang memiliki panggilan lucu, menurutku yaitu "Nyonyah ketjeh". Ada yang tanggapannya biasa, tapi ada yang langsung hangat dan ramah. Tulisannya semakin lama pun semakin menarik. Terlebih lagi, aku memang penyuka fiksi, jadi aku rajin menunggu tulisannya.

Hingga ada pengumuman untuk mengikuti challenge yang sama, yaitu 30 days writing challenge. Tanpa pikir panjang, aku inbox-lah sesenyonyah itu, dan mulailah babak baru dalam hidupku (tsah ... macam mau nikah saja, ya! Hahaha)
Aku mengikuti serangkaian acara yang diselenggarakan. Berusaha mematuhi semua aturan yang berlaku dan mengunyah materi pelan-pelan dan sebisa mungkin menetapkan pada tulisan demi tulisan berikutnya.

Hingga akhirnya, challenge pun berakhir. Jujur, aku tidak yakin akan menang. Karena setiap GA yang dilaksanakan, aku tidak menang. Tulisanku tidak ada yang mengkritisi, kecuali dari beberapa peserta sendiri. Hingga aku meminta untuk dikritik, mereka baru memberikan sedikit kritik. Aku pun berasumsi, tulisanku tidak sesuai kriteria juri.
Tapi, takdir berkata lain (eeeaaa ... macam judul sinetron). Aku diletakkan di deretan pemenang favorit yang aku ketahui sejarahnya setelah berada di grup WnA. Aih!

Aku yang cenderung suka wait and see dulu, saat masuk ke lingkungan baru mengamati mereka yang aku anggap senior. Dan setelah agak lama, mulai ikut membaur dengan mereka karena ternyata di sana warganya seru.
Apalagi, sesenyonyah yang lapaknya sering aku komen begitu menyenangkan. Aku merasa kerasan dan nyaman.

Berbagai masalah, dibicarakan. Mulai dari yang ringan, berat, tersimpan rapi berupa rahasia, sampai masalah umum. Dari obrolan tak bermutu, remeh temeh sampai obrolan tingkat nasional. Ilmu a sampai z berseliweran tergantung mau nangkap yang mana saking cepatnya lewat. Otakku yang alot pun harus mengunyah lama untuk mempraktekkan. Sehingga latihan untuk taat DL sering lewat tanpa ampun.

Cinta ... aku merasakan cinta dan kasih sayang bagai keluarga di sini, Invinity Lovink dengan rumah WnA (writer and author). Bagaikan sebuah rumah besar dengan orang-orang yang kompleks isinya. Berbagai pemikiran, sifat, watak, karakter, ketulusan, kepandaian, dan lain-lain. Meskipun tak pernah sekali pun bertemu, kurasakan ada ikatan di hatiku. Hingga sesuatu hal, mematahkan hatiku cukup dalam. Sekuat tenaga ku yakinkan, ini hanya mimpi. Kami keluarga, hal seperti ini sudah biasa. Semua akan baik-baik saja. Semua akan kembali seperti semula dsb. Hingga pada tingkat pemikiran: ini sudah takdir. Berkaryalah kembali, untuk move on dari kenyataan pahit di dalam keluargaku ini.

Bagiku, Infinity Lovink dengan WnA juga The Fighter (bentukan baru) adalah keluargaku. Di sana ada persaudaraan dan kenangan. Bertemu mereka semua adalah rezeki bagiku.
Menjaga ukhuwah atau menjalin sisterhood dengan mereka, memberikan banyak arti.
Semoga, keluarga hatiku ini bisa lebih menginspirasi di luar sana. Menghubungkan sesenyonyah serupa remahan rengginang macam saya dan menginspirasinya, menjadikan dunia lebay menjadi lebih berarti dan berguna untuk keluarganya dan bagi orang lain di sekitarnya.

Love you Infinity Lovink.
Keep inspiring and connecting women!

=========

Tidak ada komentar:

Posting Komentar